SAJAK-SAJAK MAHDI IDRIS
DARAH
Oleh Mahdi Idris
Darah.
Senantiasa pertanda luka menyakitkan.
Esok atau lusa, darah yang telah mengering,
tetap darah. Takkan ubah air.
Darah kami adalah darah luka maha perih.
Boleh kau menari, tapi lihatlah darah ini,
senantiasa menebar amis.
Kau boleh bercerita sorga,
tapi bagaimana darah kami yang takkan sirna.
Masihkah kau anggap diri pembela,
nakhoda tangguh dalam pelayaran ini?
Sungguh, kukira kau takkan pernah malu apalagi berdosa.
Seakan jalanmu kian panjang,
menebar harum seulanga pada lorong kau lalui.
Ah, darah kami terus berceceran,
menuju muara terdalam.
PETIKLAH AIR MATAKU
Petiklah salah satu tetes air mataku,
lemparkan ia ke dalam lautan.
Dan lihatlah air garam dalam luka-luka
bumi ini
dan manusia mulai menghilang.
Petiklah salah satu tetes air mataku
dan timanglah di telapak tanganmu.
tunggangilah onta putih besar
dan bawalah cintaku ke dalam setiap gurun,
memberi hormat kepada semua nabi
yang pernah berjalan di dunia ini.
Oh petiklah salah satu tetes air mataku
dan berdukalah hanya untuk kesedihan,
karena ada yang lebih banyak pada kehidupan ini
ketimbang yang engkau pahami sekarang.
Petiklah salah satu air mataku
dan jadilah seperti dia yang bahagia
yang sekarang berfoya dalam diriku
++++++
MAHDI IDRIS merupakan sastrawan Aceh yang menulis banyak puisi dan cerita pendek. Puisi-puisinya banyak bercerita sebagai ekspresi teologis dan sosial sekitarnya.
Comments
Post a Comment