SAJAK-SAJAK SARIDIN AHMAD
APA KABAR CINTA
Hai,
apa kabar cinta
Bagaimana
keadaan hati saat ini
Apakah
perasaan masih baik-baik saja
Bagaimana
dengan batin
Sejauh
ini yang aku tahu
Cinta
masih saja buta,
Hingga
hati tetap saja galau
Perasaan
selalu tak pasti
Hingga
batin tertekan.
Cinta,
tahukah kau
Kalau
di ujung penantian itu
Ada pelangi
yang indah menunggumu,
Ingin
mewarnai warna-warna surammu.
Hingga mimpimu
tidak lagi semu.
SUNYI
Kesunyian
itu sendirian
Berharap
tawa yang tak nyata
Bermimpi
akan datangnya bahagia
Namun yang
datang hanya luka
Kesungian
itu air mata
Bagai
sungai tanpa bendungan
Yang
tiada apapun yang menghalangi
Aliran darah
dari luka
Kasihan
sunyi yang tak berkawan
Selalu sendiri
dan terluka,
Kasihan
sunyi yang tak berkawan,
Salalu
tertatih dan tiada yang peduli
Setiap
kisah sedih yang terjadi
Tiada
siapapun yang mau mengerti
MATI
Ku
tunggu datangnya ajal
Hingga
sujud terakhirku
Walau
nafas tersengal-sengal
Penantianku
takkan ragu.
Karena
yang kutahu pasti
Tuhanku
sedang menungguku
Menunggu
segala kesiapanku
Untuk
bekalku ke rumahnya nanti.
RUMAHKU
Rumahku
adalah rindu
Jendelanya
adalah kegelapan
Beratapkan
airmata yang tak kunjung kering
Cahayapun
berpaling menjauh
Pintunya
adalah penantian
Bahkan
harapanpun tersesat pencariannya
Disini
aku menetap
Ditemani
kesendirian dan penantian
Dengan
harapan serta impian yang hampir pupus
Hanya
tekat yang selalu menguatkanku
Hingga aku masih betah bertahan
MATAHARIKU
Bagai
mentari yang menerangi bumi
Mengusir
kegelapan dan ketakutan,
Cahayanya
menghangatkan dingin
Yang
menusuk tulang rusuk ini
Begitulah
sesosok ayah bagiku
Tiada
lelah terucap dari bibirnya,
Namun
tergambar jelas oleh kerngat
Yang
bercucuran bercampur bau kerja kerasnya
Ayahku
bagai kebidupan
Yang
selalu memberi tanpa tahu jumlahnya
Yang
selalu sabar tanpa ada batasnya
Yang
terkadang tegas dan garang
Namun
semua itu hanya bentuk kasih sayangnya
Ayahku
bagai matahariku,
Yang
selalu bersinar dalam gelapku
Yang
selalu menghangati dalam dinginku
Yang
selalu penuh warna bagai pelangiku
Itulah
ayahku.
AYAH, IBU PINJAMI AKU
Ayah,
pinjami aku hatimu
Agar
aku tahu cara menjadi kuat
Ibu,
pinjami aku hatimu
Agar
aku tahu cara untuk menjadi hebat
Ayah,
pinjami aku kakimu
Agar
aku tahu cara berjalan di jalan berbatu
Ibu,
pinjami aku kakimu
Agar
aku tahu rasanya berjuang di jalan berduri
Ayah,
pinjami aku bibi itu
Agar
aku belajar cara terlihat bahagia
Meski
tubuh penuh dengan luka
Ibu,
pinjami aku bibir itu
Agar
aku belajar cara menyembunyikan air mata
Dengan
senyuman indah mu
Ayah,
ibu. Teruslah menjadi malaikatku
Menjadi
cahaya dalam gelapku
Agar
anakmu ini tidak kebilangan arah
Comments
Post a Comment