Siang
itu tak lagi aku menatap debu.
Melangkah
menyapa ombak yang berderu.
Langkahku
tak sendiri kala itu.
Di
balik perahu nampak pemuda lusuh.
Tak
jauh rasanya usianya denganku.
Fatamorgana
tersenyum siang itu.
Peluh
bergemuruh membasahi perahu.
Angin
menyentuh hanya berlaku.
Tiba
waktu karung biru menunggu dibahu.
Nyiur
melambai tak mampu membantu.
Sungguh
tegar dirimu.
Tak
terbisik celoteh keluh lisanmu.
Nampak
langkah berbisik dibalik sepatu.
Perahu
mengayun menunggu dikayuh.
Ingin
aku nyanyikan kisahmu.
Agar
bangga negeriku pemudanya tak pandai mengeluh.
Comments
Post a Comment