Para Sarjana Kesusastraan Seindonesia yang bergabung dalam HISKI berkumpul di Universitas Bengkulu (UNIB) sejak 27 September 2017. Mereka menggelar Musyawarah National (Munas) X dan Konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) 2017.
Tampak hadir dalam acara tersebut adalah Prof. Dr. Suwardi Endraswara (Pakar Sastra Jawa dan Guru Besar UNY, sekaligus Ketua Umum HISKI Pusat), Prof. Dr. Suminto A Sayuti (Guru Besar UNY dan sastrawan nasional), Prof. Dr. Nurhayati (Guru Besar Universitas Sriwijaya dan pakar drama tradisional Dul Muluk), Prof. Dr. Novie Anggorojekti (Guru Besar Universitas Jember dan pakar sastra Osing), Prof. Dr. Teguh Supriyanto (Guru Besar Universitas Negeri Semarang sekaligus pengamat budaya Semarang), Prof. Dr. Bani (Guru Besar UNS Solo) dan ratusan doktor, peneliti dan pengamat kesusastraan Indonesia dari Aceh, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Flores, Papua, Medan, Lampung, Pangkal Pinang, dan daerah lain.
Mereka membahas masa depan sastra dan peran sastra masa kini dalam kaitannya dengan kemanusiaan. "Dipilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah merupakan penegasan sekaligus tanggung jawab terhadap perguruan tinggi dan Bengkulu, apalagi kampus ini ingin mencetak pemimpin masa depan serta Bengkulu adalah kota bersejarah bagi perjuangan nasional. Di sini ada rumah Ibu Fatmawati Soekarno dan rumah pengasingan Bung Karno," ujar Rektor UNIB dalam pembukaan Munas di Aula Rektorat UNIB (28/9).
"Munas membahas perubahan AD/ART, Kebijakan Organisasi yang kontekstual dengan zaman, memilih tuan rumah KIK 2018 dan Munas 2019," ungkap Prof. Suwardi Endraswara, Ketua Umum PP HISKI yang juga penulis banyak Buku tentang kebudayaan.
Dalam KIK tersebut, para pakar kesusastraan memaparkan dan mendiskusikan perkembangan sastra Indonesia, sastra terjemahan, sastra dari berbagai daerah yang berperan penting dalam memajukan peradaban kemanusiaan di Indonesia yang sedang menghadapi banyak persoalan. (ambau. I'd)
Comments
Post a Comment