Tanggal 12 Oktober 2017 Saya Dan teman-teman Melakukan observasi di Rumah Baloy adat Tidung yang bertempat di Keramat, Kota Tarakan. Pada observasi kali ini, saya melihat di dalam rumah baloy tidung ini banyak sekali alat-alat tradisional mukai dari alat persiapan pengantin sampai alat musik tradisional. Salah satu alat musik Tradisional Yang saya lihat Dirumah baloy tidung itu, ialah alat Musik Gendang yang tergolong alat musik Delmuluk, dimana alat musik delmuluk ini merupaman alat musik yang digunakan untuk mengiringi adanya tarian khas suku tidung, selain itu juga alat musik delmuluk ini dapat digunakan sebagai pengiring pentas teater atau drama. Alat musik gandang sangat populer sebagai sebuah bagian harmoni dikalangan suku tidung, kalimantan utara.
Bunyi tabuhan gandang ini sebagai pelengkap dari alat musik lainnya seperti Gerantung dan Rudus(Piyul atau Biola). Alat musik Gandang ini terbuat dari kayu dengan Rongga, sementara membran atau selaput getar dari gandang dibuat dari kukit hewan yaitu hewan rusa, sapi, kerbau, kambing atau jenis kulit hewan lainnya yang berfungsi untuk menutupi rongga yang kemudian di ikat dengan rotan.
Sebelum kulit binatang tersebut dijadikan selaput getar atau membran gandang, kukit binatang itu dikeringkan terlebih dahulu lalu dipasangkan menutupi semua bagian rongga dan untuk mengencangkan membran digunakan beberapa baji pada simpei (simpul).
Dan satu lagi keunikkan dari suku tidung dengan alat tradisionalnya yang bikin saya tertarik yaitu Indong atau ayunan bayi yang khas, yang sampai sekarang adat kebudayaan suku tidung masih melestarikan. Bagi bayi yang lahirnya pada bulan syafar, bayi terbut akan ditimbangkan terlebih dahulu menggunakan timbangan tradisional dari suku tidung yaitu timbang safor. Pada kebudayaan suku tidung ini menganggap bahwa bayi yang lahir pada bulan safar ini adalah bayi yang memiliki watak atau sifat yang keras kepala, maka dari itu bayi tersebut haruslah ditimbang terlebih dahulu dengan buah-buahan dan sayur-sayuran .sebenarnya masih banyak lagi keunikan serta alat-alat tradisonal dari kebudayaan suku tidung yang akan saya sampaikan tetapi cukup sampai disini saja. Saya sangat berterimakasih kepada dosen pengampuh Bapak Muhammad Thobroni S.s M.A yang telah memberikan saya dan teman-teman untuk melakukan observasi sehingga saya pribadi dapat mengenal lebih dalam kebudayaan khas suku tidung yang ada di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
IRPAN BIN LASIDA, mahasiswa pbsi fkip ubt
Comments
Post a Comment