Pada tanggal 12 oktober 2017 saya dan teman-teman melakukan observasi di
baloy adat tidung/rumah adat tidung dikeramat kota tarakan kalimantan utara. saya bukan suku tidung, tapi karena ingin menambah wawasan tentang suku tidung saya dan teman-teman mengunjungi rumah adat tidung. Ketika saya sampai dirumah adat tidung saya berkeliling, dan melihat sebuah sangkar yaitu sangkar burung serindit/telipos dimana sangkar itu terbuat dari rotan, karena ingin tahu saya akhirnya pun bertanya.
Informasi yang saya dapatkan cara pembuatan sangkar itu Pertama menyiapkan rotan besar sebagai tulang rangkanya itu dibelah jadi 8 bagian atau 6 sesudah itu disatukan dengan bambu sesudah itu dilengkungkan sama rata, sesudah rata buat lingkaran sesuai besarnya kemudian ambil rotan kecil dan diikat keliling setiap kerangka yang delapan itu, dan awal mengayamnya dari bagian bawah dan dianyam keliling sampai penuh sesuai dengan besar antara lubang-lubang dari rotan yang diikatkan tadi akhir dari anyaman sangkar itu berada pada
leher sangkar itu. untuk kaitannya ambil rotan dilekukkan sebagai sangkutannya diikat disatukan pada leher sangkar.
Pembuatan sangkar ini gampang-gampang susah jika hanya dilihat begitu saja akan
terlihat muda tetapi jika dipraktekkan pasti susah apa lagi bagi orang yang pertama kali
membuat sangkar yang seperti itu.
Kemudian kenapa sangkar ini dibuat bulat karena burung serindit/telipos itu kecil. jadi jika sangkarnya dibuat besar burung serindit tidak suka terbang burung serindit ini sukanya lompat sana sini, jika sarangnya kecil burung itu baru aman tinggal disarang itu dan burung
serindit ini bebas putar sana sini, dan karena burung ini juga sangat lincah lalu tidurnya bergantung kaki diatas kepala dibawah, itu sebabnya dibuatkan kadang seperti itu.
Masyarakat tidung menggunakan sangkar ini tidak hanya untuk memelihara burung
serindit tapi bisa juga untuk jenis burung-burung yang lannya.
NOVITA MARTHINUS, mahasiswa pbsi fkip ubt
Comments
Post a Comment