Kalian gelar antiad: berjalan riang tekad: melintasi rimba yang dijaga belantara: mendaki gunung cadas yang dijaga jurang menganga: juga mengarungi sungai yang dijaga arus deras: juga menembus keangkeran yang dijaga gema gemar menerabas. Kalian makin jauh ke hulu, makin jauh digempur rindu: bertemu para penjaga keasrian bumi yang tabah menangkis belenggu.
"Kalunsayan, Kalunsayan, Kalunsayan, menampaklah dalam suar ingatan, lekatlah dalam kerlip tujuan: kami bawakan setumpuk cahaya, yang kami simpan di kitab terpuji, kami guratkan di wacana kebaikan diri, kini kerap dinamai literasi", jernih doa mantra kalian lantunkan. Dan perjalanan melaju berkelebatan, aral-aral tersibak dari jalan lantaran sungkan atau boleh jadi ketakukan.
"Kalunsayan, Kalunsayan, Kalunsayan, kami tiba di hadapmu selepas menelan jeri, berpegangan literasi. Lihatlah, lihatlah, virus-virus kebodohan melarikan diri: jeri akan bara literasi", seru kalian yang dicatat angin dan digaungkan gemanya oleh jurang curam dingin. Lalu seri wajah melabur cuaca desa: kesejukan berdesir mengabarkan telah terbilas segala kotoran jiwa:hingga kepala memancarkan cahaya cendekia. Di situ, ya di situ: Kalunsayan yang setia menunggu: buku-buku, juga sabda-sabda ilmu.
(ilustrasi berita kaltara/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment