kaukah penebar senyum
ketika purnama resah
meneteskan keringat dingin
di losari
purnama ini kali
menyapa gelisah sunyiku
yang tak paham mengeja
nyanyian cukong-cukong dan
makelar pelabuhan hanya
bernyanyi kecil
mengembalikan selaksa kata tanyaku
tapi ia seperti memahami
tangis anak-anak malam
yang bercerita
kehilangan purnama
dan siapa melintas
di jalan-jalan pantai kota
kain hitam putih
yang kaulukis dengan badik
masihkah bermakna
Makassar, 30 April 2016
(ilustrasi delavita salsabila Nurhidayat / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment