kuterima suratmu
bagai bermimpi.
teringat sebuah nisan.
nisan diriku sendiri
(mungkin juga nisan ibuku)
ada yang tak kumengerti
ungkapan rasa hati
bagai dipanggung drama
ungkapkan kekerasan, penyiksaan
dan kekejaman sesama manusia
sejak semula
kuingin kau menuturkan
garam hilang asin
atau burung camar yang pandai mendongeng
atau apa saja
yang bisa hatiku terharu
surat bergambar percikan darah itu
sudah sampai padaku
ada pesan melompat
(dari kata hati yang ditulisnya dalam surat)
apabila engkau mengerti isi surat ini
butakan saja matamu, bisukan mulutmu,
atau kuburkan dirimu sendiri.
(ilustrasi maduraku/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment