Istriku
Ijinkan kubaca puisi, pada perpisahan ini
sebagi tanda cintaku, pada keluarga yang tersemai
karena kebersamaan kita yang mesti usai
walau jiwa masih ingin terus merantai
namun apalah daya
tak seorangpun mampu menahan masanya
Istriku
Bukanku ingin dikenang, bukan ingin harap sanjungan
bukan pula takut dibenci, karena jabatan suami diakhiri
hanya sekadar kenang perjuangan yang mesti terus dikobarkan
Istriku
Terukir indah kebersamaan kita, di dedaunan halaman hati
Bersama, kita selalu menatap daun jati
yang hijau daunya, berikan kedamaian hati
Bersama, kita tanam mahoni
yang akarnya hadirkan keselarasan raga dan sanubari
Bersama, kita rawat taman dan bunga
yang harumnya meracik kebahagian penuh cinta
menyatukan tujuan dan cita bersama
Istriku
Harus dengan apa lagi, kubandingan suka cita bersama selama ini
lama kita bercengkrama dengan angka-angka dan kata-kata
Kini kutitipkan harapan perjuangan tuk momongan kita
semangat membara untuk mencipta cita
Tiang keyakinanku, kokoh berdiri menopang asanya
erat tali silaturahimi akan tetap mengikat hati
Istriku
Kini, ijinkanku mengharap maaf
karena sebagai Insan, selalu dihinggap khilaf
dalam pengabdian dan perjuangan
beda pandang selalu datang
kadang pertikaian dan ancaman sampai mencekam
semua tergores, oleh tujuan mulia yang beda
(ilustrasi fanpage muslim/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment