Aku tak mampu menulis kisah mereka, gelepar bayi menyayat hati mengiris sakit, nyawa tercecer murah diracun begundal sejarah, penipu ulung biangsat penjajah dunia
Demokrasinya fasis, katanya tak pernah merajam, mengubur kebebasan, apalagi merampas kedaulatan, tapi hari ini, corongnya menjadi sangkala pengrusakan, mafia kemanusiaan, tebang pilih, bahkan merampas selendang Tuhan
Katakan padanya, usianya hanya seumur jagung, seakan penjaga nilai paling tua, apa dikata, ujian zaman petunjuk hati, logika teori adalah alat pemantik nafsu menguasai
Lantas apa yang diagungkan seribu pujian..!, bila fakta bukti kebenaran, compang camping peradaban, sebab robek cakar kuku kesombongan, hak asasi barang dagangan
Menyingkirlah, kabur dari depan nuraniku, ayat abadi telah membawa berita, ukuran timbangan merawat kehidupan, dan bila kau tawarkan, bahkan memaksa...; aku tak peduli
Subuh, 25/02/2018
(ilustrasi ruang kata/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment