Saat kau lahir
Darahmu tumbah di bukit yang tinggi
Tanah yang baru kau pijak menolaknya
Sebab ia tahu kelak kau akan mengkhianati
Dan benar kenyataannya
Kau tumbuh dalam kegelapan
Mematikan rasa
Rasa yang lahir dari cerita dosa
Seperti serigala Jawa
Kau menentang lahirnya peradaban baru
Seperti harimau Sumatera
Kau buru setiap ide yang tertuang dalam pikiran kaum muda
Seperti monyet Kalimantan
Kau bergelantungan disetiap pundak antek antekmu yang selalu memberi kemurahan senyum
Demi selempar rupiah
Tengok dan sapa tanah kelahiranmu
Yang meratap setiap waktu karena budi pekerti yang kau sandang
Ucapkan permohonan maaf pada moyang yang telah kau iris iris asanya
Pada dataran bukit yang paling tinggi
Kau harus bersujud
Pada dataran bukit yang paling tinggi
Kau harus menumpahkan segala kekhilafan
Pada dataran bukit yang paling tinggi
Kau harus membersihkan air mata
Dan pada daratan bukit yang paling tinggi
Kau harus menabur bunga kedukaan pada moyangmu
Itu satu satunya jalan terbaik
Yang saat ini berlumur dosa karena keserakahan jiwa
Yang saat ini
berdiri diatas ibu pertiwi milik saudara di Jawa
Yang saat ini
rupamu persis seekor burung Kaswari dari Papua
Yang saat ini tak punya akal sehat untuk menantang lahirnya sebuah peradapan
Miris dan memilukan kisah tentangmu
Harta yang satu satunya bisa kau pegang adalah
Emosi yang tak berdasar
Karena pendidikan yang kau geluti tak pernah menemui ujung
Selalu menggantung
Itu yang membuat kau selalu tampil tak santun
Istirahatlah jiwa yang penat
Sebelum semua menusukmu
Dan kau akan menyerah kalah
Port Numbay, 2018
(ilustrasi alamy/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment