di sini kita bernyanyi
siapakah itu yang menangis
sesungguhnya, apa yang kau tangisi
kini datang rasa kehilangan hati
datang kaki tanpa tapak
datang kepala tanpa benak
datang dada tanpa rongga
datang jantung tanpa detak
datang amal kehilangan tulus
datang nyala ketiadaan api
beribu tuju tanpa arah
bertebaran maksud tanpa makna
tanganmu menjangkau langit
tangan yang sarat doa
doa-doa kehilangan tuah
berjuta tangan kehilangan raba
rabaan siapa mengelus dahimu?
Makassar, 1978
(ilustrasi hangingodes/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment