Kala senja menghampiri
ransel di pundak mulai longsor
rebah lelah memandang langit
guratan senyum masih terus merekah
abai sgala derita
gontai langkah ini belum usai
tawa kecil menyapu penat
sang separo jiwa pun menanti di dermaga singgah
seribu tangan kan menyapa
tunaikan tugas dan kewajiban
kaki penuh peluh tanpa rasa
tuk pengabdian suci
padamnya temaram seolah surga perempuan
saat manja didiri sebelum ufuk timur gugahkan mimpi
(ilustrasi merindukanda/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya)
Comments
Post a Comment