Pak Tua itu berjalan sambil mengetukkan tongkat
sesekali mukanya terangkat menatap warna senja langit
dan ia melangkah tanpa terlihat rasa capek di wajahnya
Tepat di depan jam kota - hadiah seorang walikota kepada rakyatnya - Pak Tua itu berhenti dan nampak menarik napas lega
Ditatapnya jarum jam yang bergerak itu dan sekian detik kemudian tongkatnya bergerak-gerak seiring detak jam
Ada mobil-mobil yang lewat ada remaja yang lagi pacaran dengan asyiknya dan ada bola yang menyerempet lututnya ketika sejumlah anak-anak mengakhiri permainan kastinya
Pak Tua tak memusingkan semuanya bahkan dengan tenang dan pasrah terdengar ia berkata:
Esok aku kemari lagi...
1974
Ilustrasi pixabay/ yuk klik iklannya
Comments
Post a Comment