Kudekatkan diri dengan nisan itu
hingga keningku bersentuhan
aku merasa benakku meraihMu
tak kusadar peluh membatu
hingga nisan bertuliskan namaku bergetar
pintunya masih juga terkatup
enggan bergeming walau berkali-kali kuketuk
Kudekapkan lengan ke nisan itu
hingga erat melekat tak mau lepas
tanganku menggapai-gapai berjuta kata
lewat 99 AsmaMu yang penuh makna
hingga nisan bertuliskan namaku berguncang
Satu-satu hurufnya luruh
oleh hujan yang datang setiap senja
Kulekatkan raga pada nisan itu
sampai setiap sudutnya membekas di jasad
hatiku menjerit menghamba bermunajat
bersama ribuan malaikat dalam gelap
hingga nisan bertuliskan namaku retak-retak
tanah penopangnya pun belah-belah
berteriak gelisah terinjak kaki-kaki peziarah
Kupeluk nisan seerat-eratnya
hingga segla daya tertumpah sudah
hati dan ragaku datang bertamu
diiring derai hujan airmata
hingga nisan bertuliskan namaku terbuka
liangnya tlah menganga puluhan tahun yang lalu
dalam rahim ibu, waktu dan tempatku ditiupkan di nisan itu.
(Inspirasi..saat Subuh tadi , kuterjaga, kudapati ada bekas kaki bertaut di lingkar pergelangan kakiku
tiba-tiba aku ingat...kisah lepasnya ruh dari jasad...karena begitu kuat dan menyakitkannya keadaan itu (lepasnya ruh dari jasad)..hingga kaki bertaut menahan sakit....Sungguhkah tadi malam ruhku tlah mengembara..mencari waktu dan tempat, nisan mana kan kuhuni????)
Cileungsi, 23 November 2010
Ilustrasi curansongho/yuk ikuti berikutnya
Comments
Post a Comment