aku berlari kencang ketika getaran itu memburu ras takut. tiap detik gerakan rasa dari bawah bumi meluap menjadi gempa
aku berlari membentur dinding. bayang-bayang yang bersembunyi di balik tubuhku, keluar menyelamatkan situasi
kepanikan pun memghantui bayang-bayang panjang sehabis hujan. rintik air dan luapan laut mengeja getaran dalam amplitudo
dalam huruf yang dieja, bayang-bayang gempa muncul dari donggala, palu dan mountong. tiap getar mengeluarkan bayang-bayang pekat dari tubuh itu
-- detak jantungku pun terdengar lewat getaram gempa
aku dan orang-orang itu lari bersama, mengejar tempat-tempat tinggi untuk melepas bayang-bayang ketakutan
-- gempa, gempa!! teriakan itu seperti genderang bertalu sebelum perang
listrik dan energi yang menanti sejak tadi terputus. seperti tubuh membentur dinding. mengeluarkan beribu bayang dari pusat gempa sebagai berita.
Tirta Bening, September 2018
Comments
Post a Comment