bapak, pagi ini aku mendekap
tanah merahmu.dalam haru kupanggil namamu.aku rindu melihat tamanmu, pak
pasti banyak bunga di situ
dan air terjun yang menjuntaikan
warna- warna. aku ingin mandi di bawahnya.agar sukmaku yang meraung rindu kembali berenang
tenang seperti dirimu
menyelam dalam telaga
setiap senja tiba
aku hanya hamba
pemabuk cinta yang terlunta
setiap pagi buta
hingga tak menyapa tetangga
karena lupa ilmunya
kemana bersila bapak
menggelar tikar seperti dulu
meskipun usang dan berlubang
tapi dada serasa lapang
dan teplok tua tetap menyala:
engkaulah itu, yang bagai kereta
dan kami gerbongnya
------
Listin Wahyuni,
Depok, Rabiul Awal 2018
Comments
Post a Comment