Usia Ki Lurah Semar yang sudah semangkin udzur membuat anak-anaknya: Gareng, Petruk dan Bagong merasa perlu meneruskan perjuangannya. Semar sendiri sudah berwasiat jika akan segera purna tugas.
Mereka bingung menentukan siapa sebaiknya yang harus menggantikan. Secara urutan usia maka Garenglah yang layak mengantikan, karena Gareng yang tertua. Namun Gareng sudah sedari awal menolak, dan akan mendukung siapapun yang menggantikan.
Gareng dan Petruk sebenarnya adalah anak angkat Semar, sementara Bagong adalah anak yang lahir dari bayangan Ki Lurah Semar. Secara trah geniologis mungkin Bagong lebih layak menggantikan, apalagi secara postur ia lebih menyerupai Semar dari pada keduanya.
Rupanya, memang diam-diam Bagong telah lama berobsesi menggantikan Semar. Sifat Bagong yang gaya bicaranya sak enak udele dewe, dan juga kebiasaannya yang suka menggebrak-gebrak meja saat berpidato membuat Petruk kurang sreg padanya. Petruk pun berkenan menjadi rival Bagong demi menyelamatkan nasib masa depan Kelurahan.
Mereka bersepakat mengadakan pemilihan khusus (Pemilku) di Kelurahan Karang Kedempel. Dibentuklah Komisi Pemilihan Khusus (Kpeku) sebagai lembaga independen yang menyelenggarakan pemilihan yang diketuai oleh Gareng. Mereka sepakat membuat aturan mainnya. Bukan hanya soal teknis pemilihannya, bahkan mereka juga sepakat, bahwa siapapun nanti yang terpilih gelar jabatannya bukan lagi Lurah, tapi PRESIDEN Republik Karang Kadempel.
Kampanye berlangsung sangat sengit, para pendukung masing-masing saling mengejek pilihannya. Sayangnya, dalam kampanye itu banyak bertebaran berita hoax. Konon, karena ambisinya Bagonglah yang lebih banyak memproduksi hoax. Tumenggung Roti Gulung (RG) yang berada di pihak Bagong justru berpendapat sebaliknya, bahwa hoax itu diciptakan oleh pihak Petruk.
Sampailah pada saat pemilihan. Menurut hitungan cepat oleh lembaga-lembaga penghitungan cepat "Kuwikon" dengan data masuk di atas 90%, pemilihan dimenangkan oleh Petruk, dengan kisaran angka kemenangan 53-54%. Petruk sendiri masih menunggu hasil resmi Kpeku.
Sementara, sorak sorai riang Gembira ada di pihak Bagong. Sujud syukur kemenangan pun sudah dilakukan. Meskipun Kuwikon menyebut kemenangan ada di pihak Petruk, Bagong dengan para pendukungnya telah melakukan deklarasi kemenangan sebanyak tiga kali dalam dua hari.
Sejak awal, Bagong yang didukung mBah Kuni ini, meskipun belum pemilku, mengatakan berdasarkan survei internal Bagonglah pemenang pemilku. Bila Bagong kalah maka ada kecurangan sistematis. Pernyataan ini membuat pendukung Bagong yakin bila Kpeku bermasalah.
Sorak sorai kegembiraan ini semangkin membuat Bagong dielu-elukan oleh pendukungnya. Di mana-mana, baik elit ataupun kawula alit pendukungnya sudah memanggil Bagong dengan sebutan "Presiden Bagong". Mereka yang berseragam krem, sewarna dengan kostum kebanggan Bagong sejak 10 tahun yang lalu terhitung pemilku terakhir, berbaris dan salam hormat serta mencium tangan bergiliran sambil berucap: "SIAP PAK PRESIDEN BAGONG!!!!"
Begitulah Bagong dengan pendukungnya dengan segala polah tingkahnya. Bagi sebagian besar yang mengutamakan kewarasan berfikir ala Roti Gulung (RG), polah tingkah Bagong ini sudah masuk kategori gila.
Begitulah Bagong dengan pendukungnya dengan segala polah tingkahnya. Bagi sebagian besar yang mengutamakan kewarasan berfikir ala Roti Gulung (RG), polah tingkah Bagong ini sudah masuk kategori gila.
Oleh Ki Lantip Panggrahito (Dalang Kurang Tanggapan, tinggal di Sleman).
Comments
Post a Comment