LENI MARLINA PADANG: DI ANTARA RAHANG BUMI


Di Antara Rahang Bumi

Puisi  Leni Marlina



Fajar tak lagi menyapa lembut; ia terbit dengan jerit,

Seperti lava mendesak keluar dari rahang gunung,

Memuntahkan bara janji yang mencair di kaki cakrawala,

Menggores langit dengan bara merah, menggurat ambisi.



Langit menganga, celahnya retak seperti kerak bumi,

Awan berarak dalam bentuk puing-puing,

Mereka bukan tirai putih yang menyambut pagi,

Melainkan kepulan abu dari kemarin yang tak sempat lenyap.



Angin menyusup dari celah jurang, bukan berbisik, tapi meraung,

Membawa cerita gurun yang pernah basah, kini tinggal serpihan,

Dan gunung-gunung, raksasa bisu yang kelelahan,

Berdiri dengan punggung patah, memikul berat waktu yang membeku.



Laut pun terbelah, memuntahkan isinya,

Gelombang mendidih seperti magma yang haus keluar,

Menggerus pantai hingga rata,

Menyapu bersih jejak kaki yang baru saja terpahat.



Petir tak menyambar, ia berkerut di balik horizon,

Seperti naga yang menahan napas, menyimpan dendam dalam diam,

Dan ketika hujan turun, itu bukan air,

Melainkan abu yang jatuh perlahan, melapisi segala yang bernapas.



Di rahang bumi yang terbuka lebar,

Dilantiklah seorang di antara puing-puing dan bara,

Menggenggam kepingan ambisi yang memerah,

Namun jauh di ufuk sana, cakrawala berkerut sinis,

Seakan bertanya, apakah manusia sanggup menjinakkan kekuatan alam?



Bumi Bersama, 2024


-----

Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina hanya sebagai hobi dan koleksi puisi pribadi tahun 2020. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kalinya melalui media digital tahun 2024.


Penulis  juga merupakan pendiri dan kepala World Children's Literature Community (WCLC); POETRY-PEN International Community; Komunitas Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat (PPIPM).

Selain itu, ia aktif sebagai anggota Asosiasi Penulis Satu Pena Sumatera Barat sejak tahun 2022, dan terlibat dengan Asosiasi Penulis Victoria - Australia, anggota Hongkong ACC International Writers Community.

Comments

  1. 1. Setelah membaca puisi "Di Antara Rahang Bumi" oleh Leni Marlina, saya merasakan makna tentang kekuatan alam yang begitu dahsyat dan bagaimana manusia, dengan segala ambisinya, masih tampak kecil dan rentan di hadapan alam. Gambaran suasana yang kelam dan penuh kekuatan menunjukkan bahwa alam bisa menunjukkan kemarahannya kapan saja, dan manusia perlu lebih sadar serta menghormati kekuatan ini.


    2. Sebagai calon wirausahawan, ide bisnis yang terbayang setelah membaca puisi ini adalah menciptakan produk eco-friendly dan ramah lingkungan, misalnya produk daur ulang atau jasa konsultasi lingkungan untuk bisnis. Alasan utamanya adalah puisi ini menggambarkan betapa alam bisa “menghukum” manusia atas eksploitasi yang berlebihan. Dengan meningkatnya kesadaran akan lingkungan, peluang usaha ini semakin besar karena banyak orang mulai peduli terhadap produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
    hanifah ganeca arya(23019009)
    23JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM



    ReplyDelete
  2. 1. Setelah membaca puisi "Di Antara Rahang Bumi" oleh Leni Marlina, saya merasa bahwa puisi ini menjelaskan tentang kekuatan alam yang begitu indah dan menakjubkan. Suasanya terasa kelam dan penuh kekuatan menunjukkan bahwa alam bisa menunjukkan kemarahannya kapan saja, dan manusia perlu menghormati kekuatan ini


    2. Sebagai calon wirausahawan, ide bisnis yang terbayang setelah membaca puisi ini adalah menciptakan produk yang ramah lingkungan

    (Ikhwanul Dhafa Alghifari 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM)

    ReplyDelete
  3. 1. Puisi ini memperlihatkan bagaimana kekuatan alam itu sendiri, memperlihatkan kengeriannya dan seolah memberi tahu bahwa bencana bisa terjadi kapan saja. Suasana kelam dan mengerika tergambar dari puisi tersebut.

    2. Sebagai calon wirausahawan, saya mendapatkan ide untuk dapat menciptakan usaha yag ramah dengan lingkungan dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar.

    (Muhammad Farras Dzikra 24 KD EPR KM 7-8 NK 3 23 LM)

    ReplyDelete
  4. Puisi ini menggambarkan kekuatan alam yang dahsyat dan penuh amarah, seolah-olah bumi sendiri ingin menunjukkan bahwa ambisi manusia kecil di hadapan kekuatan alam yang besar.

    Dari sudut pandang wirausahawan, ide bisnis yang muncul adalah jasa mitigasi bencana dan edukasi lingkungan. Ini penting karena alam semakin tak terduga, dan peluangnya besar mengingat kebutuhan untuk kesiapan dan keamanan menghadapi bencana terus meningkat.

    Agil Adrian Syah (24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM)

    ReplyDelete
  5. Fachri Abimanyu I.F31 October 2024 at 02:27

    Puisi ini karya Leni Marlina menggambarkan alam yang bergejolak, seolah-olah bumi tengah meluapkan amarahnya. Dari fajar yang berjerit, gunung yang memuntahkan lava, hingga lautan yang bergolak, setiap unsur alam memancarkan kekuatan yang mengintimidasi. Pada akhirnya, ada sosok manusia yang menggenggam “kepingan ambisi” di tengah kehancuran, menunjukkan hasrat untuk mengendalikan alam. Namun, puisi ini mempertanyakan, mampukah manusia benar-benar menjinakkan kekuatan yang begitu dahsyat?

    Bagi calon wirausahawan, ini bisa menjadi pengingat pentingnya harmoni dengan alam dan inovasi yang menjaga keseimbangan lingkungan. FACHRI ABIMANYU IMF 24 JD EPR K1 22 KM9-11 LM

    ReplyDelete
  6. Puisi ini melukiskan alam yang murka, menggambarkan fajar, langit, angin, laut, dan hujan yang berubah menjadi simbol kehancuran dan kesakitan. Alam yang dulu indah kini berbalik menyuarakan amarahnya, seolah menanggung luka dan dendam akibat ulah manusia. Fajar yang biasanya lembut kini penuh jeritan; langit, awan, dan laut berubah menjadi medan yang membawa peringatan bahwa alam punya batas sabar.

    Dari puisi ini, muncul ide peluang untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui program-program edukasi yang mendalam, seperti dokumentasi film pendek atau pameran seni yang berfokus pada dampak kerusakan alam dan perubahan iklim. Bisnis lain yang dapat diambil dari makna ini adalah menciptakan produk atau layanan yang ramah lingkungan, seperti teknologi ramah lingkungan atau pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan edukasi publik, untuk mendorong masyarakat menjaga keseimbangan alam sebelum terjadi kehancuran yang lebih besar.

    Dewinta Darmasari
    24 JD EPR K1 22 KM9-11 LM

    ReplyDelete
  7. Dwi Alqauri Rizal
    22018195
    [24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM]

    Puisi ini menggambarkan cinta yang mendalam pada alam dan kekaguman terhadap keindahan langit malam. Di tengah kesunyian, setiap bintang dan serpihan malam menyimbolkan harapan dan kenangan yang abadi. Penulis menyiratkan bahwa meskipun tak bisa kembali, seperti bintang di angkasa, rasa cinta pada bumi tetap kuat dan abadi, seolah merajut makna dan cahaya dalam kegelapan.

    Sebagai calon wirausahawan, puisi ini menginspirasi ide bisnis wisata astrotourism atau pengalaman mengamati bintang di area bebas polusi cahaya. Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap wisata alam dan pengalaman unik, astrotourism yang menyediakan fasilitas dan pengalaman melihat langit malam bisa menjadi peluang yang menarik. Area pegunungan atau desa jauh dari kota besar sangat cocok untuk ide ini dan memiliki potensi besar, terutama jika dikemas dengan narasi tentang keindahan dan makna dari langit malam.

    ReplyDelete
  8. 1.Puisi ini mengambarkan alam sebagai kekuatan yang tidak akan dapat dikendalikan oleh manusia, layaknya sebuah letusan gunung atau gempa. Sebuah peringatan bagi manusia bahwa segala ambisi dan upaya yang dilakukan oleh manusia merupakan hal yang kecil bagi dunia. Maka dari itu, manusia harus lebih menghargai alam yang di injak setiap hari.
    2.Puisi ini memberikan ide bisnis yang berdasarkan kesadaran lingkungan, seperti membuat produk dari bahan-bahan daur ulang atau barang bekas. Hal ini juga dapat membantu alam dengan mengurangi limbah dan mendukung penghijauan dan membangkitkan kesadaran terhadap kesehatan lingkungan.

    Nawafil Satria Ramadhan
    [24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM]

    ReplyDelete
  9. Alan Kurniawan
    24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM

    Makna Umum yang Tersirat: Puisi ini mengilustrasikan kekuatan alam yang dahsyat dan penuh amarah, menggambarkan hubungan manusia dengan bumi yang tidak sepenuhnya terkendali. Dari fajar yang meledak, angin yang meraung, hingga lautan yang mendidih, puisi ini seolah mengingatkan akan kerapuhan manusia di hadapan kekuatan bumi yang tak tertandingi. Ada nuansa pertanyaan tentang keberanian manusia untuk menghadapi dan mencoba "menjinakkan" alam yang begitu kuat.

    Ide Bisnis dari Sudut Pandang Wirausahawan: Dari perspektif wirausaha, puisi ini bisa menginspirasi ide bisnis yang berfokus pada perlengkapan dan teknologi mitigasi bencana atau edukasi kesiapsiagaan bencana. Misalnya, membuat produk, aplikasi, atau program pelatihan yang membantu masyarakat dalam menghadapi bencana alam seperti gempa, letusan gunung berapi, dan tsunami.

    ReplyDelete
  10. Alya Nur Aziza
    24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM

    Setelah membaca puisi ini, ide bisnis yang muncul adalah usaha mitigasi bencana dan pemulihan lingkungan.

    Ide Bisnis:
    Usaha Mitigasi Bencana dan Pemulihan Lingkungan

    Alasan: Puisi ini menggambarkan kondisi alam yang kritis akibat aktivitas manusia dan bencana alam. Sebuah usaha yang fokus pada pencegahan bencana, seperti penyuluhan masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana, serta program pemulihan dan rehabilitasi lingkungan, dapat membantu mengurangi dampak bencana dan melindungi ekosistem.

    ReplyDelete
  11. Qanita Raisa Adli
    22018226
    [24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM]
    1. Pada tingkat makna yang lebih dalam, puisi ini seperti sebuah peringatan tentang ambisi dan usaha manusia untuk mengendalikan alam. Melalui metafora kekuatan alam yang brutal, puisi ini seakan mempertanyakan apakah manusia, yang selama ini berusaha menjinakkan alam, benar-benar sanggup menghadapi konsekuensi dari ambisi tersebut. Gambarannya seolah menantang pembaca untuk merenungkan tentang keseimbangan antara manusia dan alam, sekaligus mengingatkan bahwa di hadapan alam, manusia tetaplah kecil.

    2. Ide bisnis yang paling kuat muncul adalah bisnis yang berfokus pada sustainability atau keberlanjutan lingkungan—khususnya produk atau layanan yang membantu mengurangi dampak negatif manusia terhadap alam. Puisi ini menghadirkan visualisasi yang kuat tentang alam yang rusak dan menuntut keseimbangan, seolah menjadi pengingat akan pentingnya menjaga alam dalam setiap langkah bisnis.

    ReplyDelete
  12. Alimin Sahid
    [24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM]

    Puisi "Bintang yang Menyulam Langit" menggambarkan cinta dan keabadian, dengan simbol bintang sebagai harapan yang tak lekang waktu. Keterhubungan mendalam antara manusia dan alam menguatkan makna cinta yang tetap hidup meskipun berjauhan.

    Dari perspektif wirausaha, ini bisa menginspirasi ide bisnis perhiasan atau dekorasi bertema langit malam seperti bintang dan langit, memanfaatkan daya tarik estetika dan filosofis dari alam semesta.

    ReplyDelete
  13. Puisi ini menyajikan gambaran alam yang mengerikan namun penuh daya, seperti gunung berapi yang meletus dengan lava membara. Ada nuansa ambisi yang membara dalam puisi ini, di mana alam yang biasanya tenang kini menjadi kekuatan yang meletup tanpa terkendali, mengubah fajar yang lembut menjadi jeritan energi yang menggurat langit.

    Dari sudut pandang calon wirausahawan, ide bisnis yang muncul adalah jasa pengelolaan energi terbarukan atau wisata edukasi alam tentang fenomena gunung berapi. Alasan di balik ide ini adalah banyaknya minat untuk mengenal dan memanfaatkan energi alam dengan cara yang aman dan berkelanjutan. Peluang usaha ini cukup besar, terutama dengan meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan dan kebutuhan akan energi bersih. Wisata edukasi, misalnya, dapat memberikan pengalaman langsung yang bermakna, sementara layanan energi terbarukan akan menarik bagi masyarakat yang peduli terhadap keberlanjutan dan mitigasi bencana.
    Muhamad Hilmi Dafis 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM

    ReplyDelete
  14. 1. Puisi ini memberikan gambaran tentang perjuangan di tengah tekanan yang besar, seolah berada di "antara rahang kehidupan." Ada kesan ketidakberdayaan, namun juga tekad untuk terus bertahan di tengah kerasnya tantangan hidup. Hal ini mencerminkan konflik batin dan keinginan untuk keluar dari himpitan keadaan.

    2. Dari sudut pandang bisnis, ide yang muncul adalah layanan konseling dan dukungan kesehatan mental. Bisnis ini akan membantu individu menghadapi tekanan hidup, mengelola stres, dan membangun ketahanan diri. Peluangnya sangat relevan, karena kesehatan mental kini menjadi perhatian utama, dan banyak orang mencari cara untuk memperoleh dukungan dan bimbingan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Layanan ini bisa dikemas dalam bentuk sesi konseling, lokakarya, atau platform daring untuk akses yang lebih mudah.

    Aditya Ibnu Pratama
    22 JD EPR K1/22 KM9-11 LM

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Puisi ini menyoroti momen kritis di mana alam mengamuk dan mengekspresikan kemarahan serta kekuatannya. Dengan menggambarkan fajar yang terbit “dengan jerit” dan gunung yang “memuntahkan bara janji,” penulis menciptakan suasana yang dramatis, mencerminkan pergeseran dari ketenangan menuju kekacauan.

    Dari perspektif wirausaha, ini bisa menginspirasi ide bisnis perhiasan atau dekorasi bertema langit malam seperti bintang dan langit, memanfaatkan daya tarik estetika dan filosofis dari alam semesta.

    Irsyad Hakimi
    24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM

    ReplyDelete
  17. 1.Makna Umum Puisi
    Puisi ini menggambarkan kekuatan alam dan perjuangan manusia menghadapi tantangan besar. Fajar yang terbit dengan jerit menunjukkan ambisi dan harapan di tengah kesulitan.

    2.Ide Bisnis dari Sudut Pandang Wirausahawan
    Ide bisnis yang muncul adalah aplikasi pemantauan bencana alam yang ramah lingkungan. Dengan meningkatnya kesadaran akan bencana, aplikasi ini dapat membantu masyarakat siap dan merespons dengan cepat.
    (Diva Olivia Daka Elipsi 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM)

    ReplyDelete

Post a Comment