NYA GELAR OBROL SANTAI BERSAMA PEMUDA SE-INDONESIA MEMBAHAS "KARAKTER SEHAT"


 Membangun Karakter Sehat, NYA Gelar obrol santai bersama Pemuda Se-Indonesia


Nusantara Youth Association (NYA) menggelar obrol santai dengan Topik Karakter Sehat Indonesia Hebat pada Jum'at 20 Desember 2024.


Berlangsung secara daring, acara dihadiri pengurus NYA dan puluhan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.  Dipandu Anita Maria selaku moderator, yang selanjutnya memberikan kesempatan pada Moh Nur Fadhil selaku Kordinator Nasional NYA untuk sambutan. Dalam sambutan itu Fadhil sapaannya menuturkan bahwa NYA merupakan lembaga yang fokus memberikan wadah kepada generasi muda yang menjadi harapan dari leluhur, founding fathers, dan lebih khususnya mempersiapkan pemuda untuk mempersiapkan generasi muda untuk menyambut Indonesia emas tahun 2045.



"Target awal memberikan diskusi-diskusi sifatnya edukasi baik pendidikan maupun di luar pendidikan yang dilakukan sebulan dua kali. Indonesia emas bisa diraih ketika generasi muda memiliki integritas yang jelas."


Berlangsung secara daring, obrol santai ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya, yakni Doni Koesoema A. seorang penulis juga pemerhati pendidikan dan Nur Angsih seorang penulis yang juga menekuni ilmu pendidikan karakter.


Pak Dony, sapaannya mengungkapkan bahwa anak-anak (anak muda) banyak yang tidak sehat. Bukan hanya sehat fisik tapi mentalnya.


"Anak-anak Indonesia banyak tidak sehat. Bukan hanya sehat fisik tapi mentalnya. Padahal yang paling gampang itu adalah merawat tubuh. Makanan tidak sehat, tidak olahraga, badannya tidak sehat. Itu juga tidak dapat berpikir. Tidak sanggup berpikir dengan baik tentu saja tidak sanggup bekerja."


Pak Dony menambahkan bahwa salah satu  pilar pendidikan karakter adalah penghargaan terhadap tubuh. Sebab menurutnya, kita (masyarakat Indonesia) masih gagal.


"Pendidikan karakter itu enggak akan bisa kalau orangnya itu enggak bisa secara fisik sehat dan tidak bisa menghargai tubuhnya sendiri. Jadi ketika orang itu respek terhadap tubuhnya yang adalah anugerah Tuhan maka dia juga menghormati tubuh orang lain. Ini sampai sekarang kita masih gagal. Ada banyak kasus buli dalam dunia pendidikan, masyarakat ada tawuran antar genk atau apa. Lalu ada berbagai macam buli di dunia pendidikan, pelecehan terhadap penyandang disabilitas."


Pak Dony juga menganggap tempramen seseorang atau emosi dan perasaan, dan  tabiat atau dalam diri manusia bukanlah karakter.


"Salah paham tentang karakter bahwa tempramen seseorang atau fenomena emosi dan perasaan. Keras, enggak mau mengalah. Tabiat atau dalam diri manusia.  hingga tabiat atau dalam diri manusia misalnya lemah gemulai atau tipologi kepribadian kolerik, romantik, introvert dan ekstrover. 


Lebih lanjut, karakter menurut Pak Dony

sebenarnya adalah kekuatan yang dimiliki manusia untuk melampaui dirinya sendiri. Itulah disebut karakter.  Karena dengan kepemilikan ini manusia bisa berubah. Ia juga menyangkal soal konsep karakter dengan filosofi terimalah aku apa adanya.


"Dalam konsep karakter yang saya kembangkan enggak ada itu filosofi begini terimalah diriku apa adanya. Karena itu orang yang sudah mandek atau tidak mau berubah atau fix mindset. Tapi Karakter itu orang yang punya pola pikir growth mindset bisa bertumbuh bisa berkembang dan bisa menjadi orang yang lebih baik bahkan mengatasi kelemahan dan kekurangan saya supaya saya berproses menyempurnakan diri terus menerus. Ini arti karakter."


Selain itu, Pak Dony menuturkan Prinsip pendidikan karakter adalah kemerdekaan. Bahwa kalau seseorang tidak merdeka  melaksanakan sesuatu, tidak bisa dituntut tanggung jawab. 


"Contohnya kalau orang gila bunuh orang, ya tidak bisa dituntut dia. Tetapi sekarang banyak orang habis membunuh orang ngaku gila, kan beda. Artinya kesadaran bagian penting dalam  proses pembentukan karakter. Karena dengan kebebasan itu orang bisa bertanggung jawab sebagai pribadi, makhluk sosial dan bertanggung jawab terhadap kemanusiaan secara umum." 


Selain itu, Pak Dony menambahkan 10 prinsip pendidikan karakter. Diantaranya;

1. Nilai-nilai Moral Universal

2. Pendekatan Integral

3. Pendekatan Menyeluruh

4. Terukur dan Objektif

5. Kerjasama dengan semua orang

6. Kearifan Lokal

7. Keterampilan Abad 21

8. menghargai Perbedaan 

9. Adil dan Inklusif

10. Evaluasi Program dan Pelaku


Sebelum menutup penjelasannya,  Pak Dony mengingatkan bahwa orang disable belum tentu jiwanya sakit. Jiwa yang sehat akan membantu manusia melaksanakan nilai-nilai, membantu fisiknya menjadi sehat. 

"Jadi kalau kita mau karakter sehat,  secara pribadi harus sehat. Kalau fisik tidak sehat,  bagaimana kita kuat melaksanakan tanggung jawab kita?"



Pada giliran selanjutnya, Nur Angsih lebih menekankan konsep literasi sehat untuk membentuk karakter anak muda. Misalnya dalam dunia kepenulisan, maka literasi sehatnya adalah isi, makna, dan penulisnya.


Nur Angsih juga mengungkapkan bahwa Individu yang sehat tidak tergantung dari lingkungan melainkan bisa dari individunya sendiri.



"Ada yang mengatakan Individu yang sehat tergantung dari Lingkungannya. Sebenarnya saya kurang sepakat. Justru bisa sebaliknya, Lingkungan juga tergantung dari diri kita. Jika bacaan, belajar kita sehat, maka kehidupan kita juga sehat."


Pada sesi penutup, Pak Dony menekankan rasa percaya diri pada pemuda khususnya peserta kegiatan tersebut.

"Kalian harus percaya diri dan  mampu. Selamat kalian hidup, kalian bisa merubah karakter. Mudahan kalian berhasil."

Sementara Angsih menekankan bahwa karakter itu proses yang tak pernah usai.


Selanjutnya, giliran Angsih memberikan closing statement yang menekankan karakter pada pikiran dan tindakan.

"Karakter yang terlihat pada diri kita adalah buah dari pikiran kita, pikiran yang baik akan menghasilkan kata-kata yang baik,  kata-kata yang baik akan melahirkan tindakan yang baik, tindakan yang baik akan melahirkan kebiasaan yang baik, dan kebiasaan yang baik akan membentuk karakter yang baik pula never ending proses dan itu dimulai dari pikiran kita." Ungkapnya.


Penulis: Rendy

Comments