Rindu Malam
: malam yang kesekian
Masih aku meratapi kertas kosong di atas meja
Kertas putih kosong dan sebuah pena
Menunggu lentik jemari untuk menggoreskan penanya
Dan menanti tinta yang dibubuhkan dengan warnanya
Aku diam membisu membatu
Dan si jemari lentik pun tak bergeming dari tempatnya
mematung
; Kosong
Kertas kosong sekosong jiwa yang rapuh
Kertas kosong sekosong otak yang beku
Mencipta pening untuk sekian waktu
Dan tiba aku melihat wajahmu
Dan sebuah nama itu
Si jemari lentik bergerak perlahan
Mengambil sebuah pena
Dan menorehkan satu nama
Lalu diam
Hanya satu nama
Dan diam
Aku terkejut pada apa yang diputuskannya,
Menuliskan sebuah nama
Lalu diam
Dan aku diam
Masih tak juga beranjak
Tak berani bernjak
Lama terdiam
Dan aku jengah
Aku bangkit mencoba berdiri, meski tak bisa melepas
tatapanku pada kertas kosong yang kini tertulis sebuah nama diatasnya, karena
juga masih
ada wajahmu disana
Si jemari lentik mengambil
tinta
Tinta merah
Dan menuangkannya begitu saja
Aku pergi
Menahan air mata ..
Depok, 6 sept ‘13
(ambau.id/ ilustrasi: inspirasi.co)
Comments
Post a Comment