Evva Apriani, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Borneo Tarakan (UBT), menyatakan bahwa penggalian
kembali sastra lisan dan melakukan pembukuan di Kalimantan Utara merupakan
langkah awal dalam menjaga warisan budaya bangsa. Dalam publikasi penelitiannya tentang Nyanyian Rakyat Suku Tidung, Eva Apriani menjelaskan bahwa terdapat beberapa nyanyian
rakyat di Kalimantan Utara, di wilayah perbatasan, yang belum dibukukan.
"Kondisi demikian merupakan salah satu faktor penyebab musnah atau hilangnya
nyanyian rakyat tersebut," ujar Eva Apriani mengingatkan pemerintah dan masyarakat luas.
Eva juga menyatakan bahwa Suku Tidung merupakan salah satu suku
yang terdapat di Kalimantan Utara,
utamanya di Kota Tarakan. Suku
Tidung merupakan suku di wilayah utara Kalimantan Utara
yang memiliki kekayaan sastra Lisan Tidung. "Sastra lisan
masyarakat suku Tidung menggambarkan sistem kehidupan
masyarakat Tidung. Akan tetapi, nyanyian rakyat belum digali
dan disusun dengan baik," tutur Eva Apriani.
Eva Apriani mengkhawatirkan khasanah sastra lisan Tidung akan
musnah satu demi satu, akibat terpengaruh oleh nilai-nilai baru dalam proses
waktu yang berlangsung terus. "Melihat fenomena tersebut, dokumentasi sastra Tidung perlu dilakukan secepat mungkin," ujarnya.
Dalam risetnya, Eva menemukan bahwa Suku
Tidung memiliki banyak budaya, salah satunya berupa sastra lisan. "Nyanyian rakyat Suku Tidung adalah salah satu bagian kecil
dari seluruh tradisi lisan yang dimilki suku Tidung di Kalimantan Utara.
Nyanyian rakyat merupakan produk budaya yang bersifat komunal, dimiliki dan oleh
rakyat merupakan ekspresi budaya yang
disebarkan secara dinyanyikan dan turun-temurun," tegas Eva Apriani.
Alasan tersebut yang mendorong Eva dan kawan-kawannya sesama peneliti sastra lisan di Universitas Borneo Tarakan untuk menggali nyanyian
rakyat suku Tidung di Kalimantan Utara yang beragam dan masih tersebar yang diketahui dan dinyanyiakan masyarakat suku Tidung. "Kami tertarik untuk mengabadikan
budaya lokal Kalimantan Utara khususnya nyanyian rakyat Suku Tidung di Kalimantan Utara dengan melakukan pembukuan atau penerbitan naskah tersebut agar dapat diketahui oleh
masyarakat umum, baik dari segi bentuk, isi, maupun
analisisnya, sehingga warisan budaya tersebut dapat terus dilestarikan dan
tidak punah," pungkas Eva Apriani. (ambau.id)(ambau.id/yuk lanjut ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment