aku menunggumu di pasar Beringharjo
bersama nostalgia tak lekang
masih kuingat dan kukenang
dalam sehisap kretek tepat di pelipiran “bangjo”
penyair gelisah
sejumlah orang bercakap tentang kemahsyuran dan penyinyiran sebuah kota
musisi jalanan yang belum malas beraksi
juga beberapa pasang kekasih muda yang merencanakan gaun pengantin dan bertukar buku dan kaset lama
aku menunggumu di Beringharjo
berkhayal dirimu menggenggam sejumput cerita tentang kabut kaliurang dan
pendaman magma kesetiaan merapi
aku menunggumu di Beringharjo
kelak kita jimpit dan menyimpannya rapi-tepat di saku ingatan
aku menunggumu di Beringharjo
tepat di bawah awan putih berlangit biru
“Langit seperti permukaan agar-agar,” kelak kubilang padamu
aku menunggumu di Beringharjo
sebentar kita memilih atau sekadar melihat pakaian serta beberapa pernik
untuk membuat makin malas berpulang
*)Pasar tua di Yogyakarta sejak tahun 1758
Yogya 210413
(ilustrasi tokopedia/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment