Engkaulah kaligrafi rindu: jalan pulang mencapai sejati rumah tuju. Di kanvas putih merakit barisan titik menjelma garis-garis bermakna: astaga, menjelma aksara yang menjulang mencapai taman pohon bidara! Maka bertahun-tahun aku selalu mendaras dengan merdu suara: tak khatam juga, tak tamat pula.
Engkaulah kaligrafi rindu: lukisan yang aksara, aksara yang lukisan mengharu biru. Di dinding jiwaku terpandang sebagai ayat-ayat langit yang mendarati dunia: subhanallah, menjelma kitab langit untuk meneduhkan dunia! Maka berwaktu-waktu aku serupa membaca wahyu: tak tampak ujung rindu, serasa tak ada peta paling tahu.
Engkaulah kaligrafi rindu: dan aku penafsir yang kehabisan cara merengkuh dirimu. Maka tersesatlah aku di jalan amat wangi narwastu: di situkah kita bakal bertemu?!
(ilustrasi Pinterest / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment