untuk apa kau berdiri di pantai
seolah membaca alunan ombak
masih ombak leluhurmu
ombak kirimkan denyut kehidupan
sampai ke pojok-pojok rumahmu
pulanglah, istrimu telah buka pintu
sebentar sehabis shalat subuh
berangkatlah bersama kemudi
tekad bulat menuju laut luas
sepasang mata iringi langkahmu
menyorotkan secercah harapan
aku pasti pulang, sabarlah, katamu
laut sangat mengenalmu,
pelaut tua yang tangguh!
Jakarta, 11 November 2010
(ilustrasi fineartamerica/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment