Aku menyajikan santapan tepat saat gerimis tiba
Entah apa namanya....
Rasa asin yang tertumpah oleh airmata atau rasa pahit oleh luka yang tak berkesudahan.
Perlahan kuaduk dengan kedinginan jiwa dan kebekuan percaya.
Jangan kau tanya bagaimana? bahkan serenceng rindu yang diumbar angin hanya menusuk tulang atau sejumput kangen yang dititip embun pagi pada pucuk merah pun memuai oleh siang.
Waktu sudah tengadahkan wajah dalam wajan biru yang sengaja kau paketkan. Kutata sajian itu lengkap dengan dua irisan lemon tua.
Jangan kau tanya rasa?
Bila itu adalah santapanmu yang terakhir, biarkan saja. Lumatlah! dan bila kau minta sajian penutupnya maka aku yang akan balik bertanya.
(ilustrasi nusantaranews/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment