Banyak teori disampaikan pakar sejarah terkait proses masuknya agama Islam ke Indonesia. Ada pakar mengatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang, atau melalui perkawinan. Kritikus Sastra Maman S. Mahayana dari Universitas Indonesia menyampaikan kemungkinan lain, yakni syiar Islam melalui syair. Hal itu disampaikannya dalam Seminar Nasional dan Syukuran Hari Puisi ke-6 di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jasin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta (26/7). Seminar tersebut dihadiri para sastrawan dan masyarakat umum.
"Banyak kitab sastra ditemukan di koleksi perpustakaan kerajaan nusantara, dan isinya mengajarkan etika-etika atau filsafat Islam. Saya justeru ragu dengan teori yang menyatakan Islam didakwahkan oleh pedagang. Mana sempat pedagang bersyiar? Yang paling masuk akal ialah syiar melalui syair. Banyak penyair profesional dimiliki oleh kerajaan nusantara pada masa lalu. Tapi oleh para ilmuwan, penyair tersebut justeru dihapuskan, dan ditulis menjadi penyiar. Yang betul memang penyair, yakni para penyair profesional yang juga umumnya para ulama berilmu tinggi. Sehingga mereka menulis ajaran Islam melalui syair," ungkap Maman S Mahayana.
Maman menambahkan, banyak kitab sastra di masa lalu yang ditulis dengan syair, dan ditemukan di berbagai daerah di kawasan nusantara, seperti yang banyak ditulis Syekh Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Bahkan tulisan Munsyi ditemukan di berbagai daerah dan mengisahkan banyak peristiwa sejarah di Indonesia masa silam, seperti gempa, perang semarang di Kaliwungu Kendal, dan sebagainya.
"Ada usaha sengaja dari pihak penguasa penjajah Belanda waktu itu untuk mengelabuhi sejarah nasional kita, khususnya sejarah sastra dengan memotong dan menghilangkan bagain sejarah sebelum di masa silam sebelum balai pustaka dibangun. Teuw mengenalkannya sebagai sastra lama dan sastra baru, yang dikembangkan ialah sastra baru dan sastra lama diabaikan. Sebenanya kan tidak begitu, seharusnya sejarah dimulai sejak lama sebab dulu telah berkembang karya sastra agung dan besar pada masa peradaban nusantara. Ini bisa ditemukan di berbagai daerah. Dan telah berjasa dalam syiar Islam melalui syair. Tapi mau ditutupi," ujar Maman S. mahayana. (ambau.id)
Comments
Post a Comment