(*Heri Mulyadi)
nada itulah akhirnya bersenandung ketika kau tak muncul juga di ruang gedung perjanjian kita
hanya gemersik rasa yang bicara tentang jarak antara malam tanpa nada. padahal tiap nada yang kau petik lewat lagulagu keroncong stambul chacha, menghadirkan dirimu dalam kerinduan itu
: kapan kau bawa bayangmu di antara remangremang cahaya malam ?
dua kali aku terjaga dari tidur, ketika arloji bicara dalam waktu. karena penantian ini seperti lorong panjang mencari-cari jejak perjanjian kita
namun kau tak datang. hanya suarasuara penantian yang gelisah dalam sunyi. karena malam begitu panjang ketika perapian itu membakar kayukayu tua di balik lagulagu klasik di dalan buku puisi cinta.
Comments
Post a Comment