Sungguh
ketika aku mengenalmu
derita itu kian menggunung
debur sesak menyeruak di dada
gelisah berpacu dengan detak di jantung
dan tak perlu kusebut nama
karena dia musnah ditelan masa
Sungguh
mimpi tentangmu adalah perih tanpa batas
seseorang mungkin menertawaiku
jadi biarlah begitu
meski pilihan itu menyakitkan
Sungguh
pada tangis yang menyesap di dinding rindu
yang mencari tahu lewat mimpi tentang jejak tapakmu
Aku terkulai di rongga rindu
memainkan pesona ragawi bercampur ilusi
Sungguh
Aku menyanyikan elegi panjang untukmu
diiringi dawai juga denting tak lagi bisu
Sungguh
Ketika irama banjo menggelitik telinga
rindu itu kian menyesakkan dada
hikayat tentangmu masih bergelut bersama deru juga nada pilu
Aku menunggu kabar tentangmu
tercatat di lembaran almanak
yang berjalan pesat tak menoleh ke belakang
Wahai
aku mencarimu di lintasan waktu
menari tanpa jeda bersama
detak yang kian menua
sungguh...
Des/2018
Comments
Post a Comment