MUHAMMAD THOBRONI: GERBANG (Cerita Bersambung, 002)

 (Desa Modern di Zaman Kerajaan, lukisan Thobroni dibantu AI)


 Di Kampung Gerbang, terdapat sebuah keluarga besar yang dikenal sebagai perajin terampil, pewaris tradisi kerajinan dari zaman Majapahit. Di antara mereka, Kakek Kasman dan Nenek Kati menjadi tokoh sentral, menyimpan banyak cerita dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.


Kakek Kasman, dengan tangan yang keriput namun kuat, adalah ahli dalam pembuatan keris. Setiap hari, dia duduk di workshop kecilnya, membakar besi hingga merah menyala dan mengukir pola-pola yang rumit. Dia percaya bahwa setiap keris memiliki jiwa dan makna, yang harus dijaga dan dipahami oleh pembuatnya. Para pemuda kampung sering berkumpul di sekitar Kakek, menyimak dengan seksama saat dia bercerita tentang legenda dan makna di balik setiap desain.


Nenek Kati, di sisi lain, adalah perajin panci dan alat masak lainnya. Dengan sabar, dia mengajarkan teknik pengolahan logam kepada anak-anak dan cucunya. Setiap panci yang dia buat memiliki keunikan, tak hanya fungsional tetapi juga indah. Nenek Kati sering kali mengajak anak-anaknya untuk memasak bersama, mengajarkan mereka bahwa memasak adalah bagian dari tradisi yang harus dilestarikan.


Di sudut lain kampung, kerajinan akik juga tak kalah menarik perhatian. Anak-anak muda belajar dari Budi, cucu Kakek Kasman, yang telah mengembangkan teknik memoles batu akik menjadi perhiasan yang menawan. Setiap potongan batu bercerita tentang asal-usul dan keindahannya, dan Budi berusaha keras untuk menjaga kualitas dan keaslian kerajinan tersebut.


Sementara itu, Siti, adik Budi, berfokus pada anyaman bambu. Dia mengubah bahan sederhana ini menjadi barang-barang bernilai tinggi, seperti tas dan tempat penyimpanan. Dengan tangan cekatan, dia menjelaskan kepada teman-temannya tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.


Di sisi lain kampung, Maman, sepupu Siti, tertarik dengan kerajinan batu. Ia belajar dari seorang tetua yang ahli dalam memahat batu menjadi patung dan karya seni. Maman berambisi untuk membawa karya seni tersebut ke pameran di kota besar, berharap agar dunia luar dapat mengenal kekayaan budaya Kampung Gerbang.


Setiap malam, setelah seharian bekerja, keluarga ini berkumpul di teras rumah Kakek Kasman. Mereka bercerita tentang proyek baru, berbagi ide, dan saling mendukung. Suasana hangat penuh tawa dan semangat saling menghargai membuat setiap anggota keluarga merasa memiliki peranan penting dalam melestarikan warisan yang berharga.


Dengan segala kerajinan yang mereka jalani, Keluarga Gerbang bukan hanya sekadar pengrajin, tetapi penjaga tradisi. Kakek Kasman dan Nenek Kati tahu bahwa tugas mereka bukan hanya membuat kerajinan, tetapi juga mendidik generasi berikutnya agar warisan ini tak pernah pudar. Dalam setiap keris yang dibentuk, dalam setiap panci yang dibakar, dalam setiap anyaman bambu dan ukiran batu, terdapat kisah mereka—sebuah perjalanan panjang yang harus terus dilanjutkan.

Comments