MATAHARI
Oleh Nia Samsihono
Sepagi ini sulur sinarmu tampak
Merona bercahaya perlahan
Kehangatan itu menyentuh persada
Sedang aku duduk memandanginya
Setiap langkah terdengar membangunkan bumi
Detak sepatu seretan sendal
Membangunkan pagi menjadi ingar bingar
Aku terpaku menyerap berbagai bunyi
Apalagi yang dapat kulakukan?
Menunggu matahari tenggelam dan terbit lagi
Mendengar bunyi suara yang bergema
Melihat gerak angin gerak udara menggeserkan awan
Jakarta, 1 November 2024
KERETA INI MELAJU
Oleh Nia Samsihono
Pada akhirnya kereta ini melaju
Membawa seluruh gerbong berderak-derak
Entah akan menuju ke mana
Ada perhentian yang akan dituju
Dari jendela kereta terlihat bangunan berkelebat
Tampak semua bergerak bergegas
Aku duduk merenungkan segala
Mau ke mana entah ke mana
Suara kereta bertalu-talu
Mengoyak hatiku yang beku
Ada celoteh riang kanak-kanak di gerbong itu
Jiwaku mengembara entah sampai entah tiada
Jakarta, 1 November 2024
NOVEMBER
Oleh Nia Samsihono
Musim dingin musim gugur segera tiba
Angin yang kering menyengat di kulit muka
Ada dedaunan menguning tanggal dari dahan
Ada kepedihan mengikuti gugurnya
Utara dan selatan begitu berbeda
Warna-warna hijau muncul di belahan selatan
Putik-putik bunga bermunculan
Udara segar anginpun mengantarkannya
November bulan kesebelas dalam kalender Gregorian, Menandai pergantian musim di dunia utara dan selatan
Alam begitu memesona
Mungkinkah hatiku terpana
Pada langit kelabu atau langit biru
Kusimpan itu semua dalam benakku
Jakarta, 1 November 2024
Nia Samsihono, lahir di Pontianak, besar di Jakarta, Solo, dan Purwokerto. Berbagai kumpulan puisi telah ditulisnya, berbagai cerita anak telah diterbitkannya, beberapa kamus bahasa telah disusunnya, dan banyak artikel telah ditulisnya. Ia tinggal di tepian Kota Jakarta, Indonesia.
Comments
Post a Comment